Hadirnya ku disini,
tak siapa peduli,
tak siapa hargai,
bagai rembulan di siang hari,
indahnya diri tiada yang sedari,
terlindung dek keangkuhan siang ,
yang kian menggarang,
hinggakan bulan mengalah,
membiar diri terus tenggelam,
walau hakikat sinar kasih ku yang ini,
yang menyinar gelita malammu,
lalu melangkah pergi,
bersama angin berlalu sepi.
ku pasti nanti
malam kan merindu bulan,
pabila ia tak lagi menyinar
baru kau sedar tika itu,
pentingnya aku dalam hidupmu..
Aku menulis bukan kerna nama, aku menulis kerna punya rasa, yang terkadang tak mampu dikata,
Pengikut
Ahad, 28 November 2010
andai tiada esok
Ku berteman syahdu malam,
yang sunyinya menenang jiwa,
dan sepinya mententeram hati,
lalu ku hitung hari yang tinggal,
menanti waktu di ambil pergi,
ku rasa saatnya makin hampir.
Kepedihan demi kepedihan,
semakin perit ku tahan,
namun biarlah rahsia,
ku pendam,diam sendiri,
bimbang menggamit kesedihan,
bertandang di hati mereka.
Andai tiada kesempatan,
tuk menjenguk mu siang,
teruslah menyinar wahai mentari,
anggap aku masih disisi.
Andai tiada esok bagiku,
relakan aku pergi,
jangan sesekali kau tangisi,
kerana yang hidup pasti akan mati..
yang sunyinya menenang jiwa,
dan sepinya mententeram hati,
lalu ku hitung hari yang tinggal,
menanti waktu di ambil pergi,
ku rasa saatnya makin hampir.
Kepedihan demi kepedihan,
semakin perit ku tahan,
namun biarlah rahsia,
ku pendam,diam sendiri,
bimbang menggamit kesedihan,
bertandang di hati mereka.
Andai tiada kesempatan,
tuk menjenguk mu siang,
teruslah menyinar wahai mentari,
anggap aku masih disisi.
Andai tiada esok bagiku,
relakan aku pergi,
jangan sesekali kau tangisi,
kerana yang hidup pasti akan mati..
epilog cinta luka
Terusik hati mengenang memori,
saat indah berpadu janji,
kenangan manis tak bisa terpadam,
namun akhirnya bertukar dendam.
Ungkapan indah dulu,
kini jadi duri dalam diri,
kau yang ku sanjung murni,
kini racun pembunuh hati.
kepasrahan ku serah,
andai begini suratan,
epilog sebuah cinta,
yang penuh dusta.
Taman kasih yang dulu,
dimekari mawar kerinduan,
kini berguguran kuntum kebencian,
pemergian senekad itu,
takkan pernah ku sesali,
jika beginilah terjadi,
tak guna lagi ku tagih janji.
saat indah berpadu janji,
kenangan manis tak bisa terpadam,
namun akhirnya bertukar dendam.
Ungkapan indah dulu,
kini jadi duri dalam diri,
kau yang ku sanjung murni,
kini racun pembunuh hati.
kepasrahan ku serah,
andai begini suratan,
epilog sebuah cinta,
yang penuh dusta.
Taman kasih yang dulu,
dimekari mawar kerinduan,
kini berguguran kuntum kebencian,
pemergian senekad itu,
takkan pernah ku sesali,
jika beginilah terjadi,
tak guna lagi ku tagih janji.
Semalam ,Hari ini dan Esok
Semalam,
ku alfa dengan nikmat dunia,
ku hanyut dalam bahagia yang fana,
siang hariku di payung dosa,
malam pula ku terus leka.
Ku biar diri terus terlena,
dibuai mimpi indah dunia,
walau ku tahu semuanya,
hanyalah palsu semata,
Hari ini,
ku tersedar dari lena,
ku insafi segala dosa,
keampunan-Mu ku pinta,
kerna Kau Maha Berkuasa.
Aku hanyalah insan,
yang berlakon di pementasan,
atas dunia ciptaan tuhan,
yang nyata tiada bandingan.
Esok,
ku tahu ku pasti pulang,
menghadap-Mu Ya Rabbi,
apakah syurga yang ku miliki,
atau neraka yang menanti.
Setiap insan tak bisa lari,
dari ajal dan mati,
kerna itu ketetapan illahi,
yang tertulis sejak azali.
ku alfa dengan nikmat dunia,
ku hanyut dalam bahagia yang fana,
siang hariku di payung dosa,
malam pula ku terus leka.
Ku biar diri terus terlena,
dibuai mimpi indah dunia,
walau ku tahu semuanya,
hanyalah palsu semata,
Hari ini,
ku tersedar dari lena,
ku insafi segala dosa,
keampunan-Mu ku pinta,
kerna Kau Maha Berkuasa.
Aku hanyalah insan,
yang berlakon di pementasan,
atas dunia ciptaan tuhan,
yang nyata tiada bandingan.
Esok,
ku tahu ku pasti pulang,
menghadap-Mu Ya Rabbi,
apakah syurga yang ku miliki,
atau neraka yang menanti.
Setiap insan tak bisa lari,
dari ajal dan mati,
kerna itu ketetapan illahi,
yang tertulis sejak azali.
Khamis, 25 November 2010
aku punya cinta
Aku punya cinta,
satu tika dulu,
cinta yang disogok dek propaganda kebahagiaan,
cinta yang dihidang dek kemewahan nafsu,
hingga terlena dalam buai asmara,
terdampar pada cinta palsu,
cinta yang melukakan,
cinta yang membutakan,
buat aku lupa kefanaan dunia,
yang akhirnya kan membinasa.
Aku punya cinta,
cinta masa lalu,
cinta yang mencipta derita,
sesalan yang tak sudah,
hingga rasa hina tuk melangkah,
hingga muak tuk bernafas,
khilaf silam yang menghantui,
di lorong suram masa hadapan.
kini aku punya cinta,
tapi bukan cinta dulu,
cinta yang tak mungkin mendusta.
cinta yang lebih indah dari yang lalu,
cinta yang bawa cahaya hidupku,
hingga tiada ragu untuk ku mencinta,
dan tiada bimbangkan di luka,
cinta yang menjanji epilog bahagia,
itulah cinta pada Yang Maha Esa.
satu tika dulu,
cinta yang disogok dek propaganda kebahagiaan,
cinta yang dihidang dek kemewahan nafsu,
hingga terlena dalam buai asmara,
terdampar pada cinta palsu,
cinta yang melukakan,
cinta yang membutakan,
buat aku lupa kefanaan dunia,
yang akhirnya kan membinasa.
Aku punya cinta,
cinta masa lalu,
cinta yang mencipta derita,
sesalan yang tak sudah,
hingga rasa hina tuk melangkah,
hingga muak tuk bernafas,
khilaf silam yang menghantui,
di lorong suram masa hadapan.
kini aku punya cinta,
tapi bukan cinta dulu,
cinta yang tak mungkin mendusta.
cinta yang lebih indah dari yang lalu,
cinta yang bawa cahaya hidupku,
hingga tiada ragu untuk ku mencinta,
dan tiada bimbangkan di luka,
cinta yang menjanji epilog bahagia,
itulah cinta pada Yang Maha Esa.
Rabu, 20 Oktober 2010
AKU HANYA KACA
BILA MATA BERTENTANG MATA,
HATI KIAN MEMENDAM RASA,
TERASA BAGAI INGIN BERKATA,
NAMUN BIBIR MALU BERBICARA.
SETELAH LAMA KU PENDAM RASA,
NEKADKU MENYUSUN KATA,
NAMUN KINI APAKAH DAYA,
KASIH DIHULUR TAK DI TERIMA.
ANDAI AKU PUNYA KUASA,
AKAN KU UBAH SEGALA-GALA,
NAMUN KU TAHU TIADA GUNA,
KERNA CINTA TAK BISA DIPAKSA.
KU SEDAR DIRI HANYA KACA,
YANG TERSELIT DI TIMBUNAN PERMATA,
APALAH GUNA DI PILIH KACA,
KERNA HANYA AKAN MELUKA.
SEBELUM DIRI BERLALU PERGI,
KUHARAP KAU KAN MENGERTI,
WALAU KU TAHU TIADA ERTI,
MENGHARAP PADA YANG TAK SUDI.
,
HATI KIAN MEMENDAM RASA,
TERASA BAGAI INGIN BERKATA,
NAMUN BIBIR MALU BERBICARA.
SETELAH LAMA KU PENDAM RASA,
NEKADKU MENYUSUN KATA,
NAMUN KINI APAKAH DAYA,
KASIH DIHULUR TAK DI TERIMA.
ANDAI AKU PUNYA KUASA,
AKAN KU UBAH SEGALA-GALA,
NAMUN KU TAHU TIADA GUNA,
KERNA CINTA TAK BISA DIPAKSA.
KU SEDAR DIRI HANYA KACA,
YANG TERSELIT DI TIMBUNAN PERMATA,
APALAH GUNA DI PILIH KACA,
KERNA HANYA AKAN MELUKA.
SEBELUM DIRI BERLALU PERGI,
KUHARAP KAU KAN MENGERTI,
WALAU KU TAHU TIADA ERTI,
MENGHARAP PADA YANG TAK SUDI.
,
PENANTIAN INI
SAMPAI BILA HARUS KU TUNGGU,
AKAN TENANG LAUTAN BERGELORA,
HARUSKAH AKU TERUS DI SINI,
MENANTI TAMAT TAUFAN MELANDA,
AGAR DAPAT KITA BERSAMA,
BERENANG MEREDAH LAUT DUKA,
MENUJU KE PULAU BAHAGIA.
PULANGLAH SEGERA,
KERANA KU PASTI,
DI PENANTIAN INI,
KU TAKKAN MAMPU SENDIRI,
MELAWAN KENCANGNYA ANGIN,
MENAHAN BUASNYA OMBAK,
TANPA HADIR MU DI SISI.
AKU SENDIRI TAK PASTI,
ENTAH SAMPAI BILA KU KAN SETIA MENANTI,
KERNA,
MUNGKIN SUATU HARI,
RINDU YANG MENGHEMPAS PANTAI HATI,
BISA MENGHAKIS KESETIAAN,
MENGHANYUTKAN KASIH SAYANG,
TERAPUNG JAUH,
BERSAMA BUIH-BUIH KENANGAN...
AKAN TENANG LAUTAN BERGELORA,
HARUSKAH AKU TERUS DI SINI,
MENANTI TAMAT TAUFAN MELANDA,
AGAR DAPAT KITA BERSAMA,
BERENANG MEREDAH LAUT DUKA,
MENUJU KE PULAU BAHAGIA.
PULANGLAH SEGERA,
KERANA KU PASTI,
DI PENANTIAN INI,
KU TAKKAN MAMPU SENDIRI,
MELAWAN KENCANGNYA ANGIN,
MENAHAN BUASNYA OMBAK,
TANPA HADIR MU DI SISI.
AKU SENDIRI TAK PASTI,
ENTAH SAMPAI BILA KU KAN SETIA MENANTI,
KERNA,
MUNGKIN SUATU HARI,
RINDU YANG MENGHEMPAS PANTAI HATI,
BISA MENGHAKIS KESETIAAN,
MENGHANYUTKAN KASIH SAYANG,
TERAPUNG JAUH,
BERSAMA BUIH-BUIH KENANGAN...
HATI LUKA
Malam kian sepi,
meninggalkan ku senndiri,
dalam sepi menangisi,
cinta yang didustai.
Bulan bintang menjadi saksi,
cinta sejati sehidup semati,
namun kini apalah erti,
cinta suci kau khianati.
Ku menyinta penuh setia,
tiada pernah aku menduga,
hatiku kini benar terluka,
lihat kecurangan di depan mata.
Mengapa mesti dipilih kaca,
Sedangkan permata di depan mata ,
mungkinkah kau dilahirkan buta,
untuk menilai kejernihan cinta..
meninggalkan ku senndiri,
dalam sepi menangisi,
cinta yang didustai.
Bulan bintang menjadi saksi,
cinta sejati sehidup semati,
namun kini apalah erti,
cinta suci kau khianati.
Ku menyinta penuh setia,
tiada pernah aku menduga,
hatiku kini benar terluka,
lihat kecurangan di depan mata.
Mengapa mesti dipilih kaca,
Sedangkan permata di depan mata ,
mungkinkah kau dilahirkan buta,
untuk menilai kejernihan cinta..
SUATU KEBANGKITAN
SEMALAM YANG BERLALU,
MENGAJAR KU ERTI PENGORBANAN,
DEMI SEBUAH KEHIDUPAN.
DARI KEGAGALAN KUBANGKIT DEMI SEBUAH KEJAYAAN,
DARI KEKECEWAAN KUMARA DEMI SEBUAH KEBAHAGIAAN,
KERNA KU TERSEDAR,
KERNA KU TERFIKIR,
BERBALOIKAH ANDAI HARI INI,
KU GADAI KEBAHAGIAAN ESOK,
HANYA KERNA KEGAGALAN SEMALAM..
MENGAJAR KU ERTI PENGORBANAN,
DEMI SEBUAH KEHIDUPAN.
DARI KEGAGALAN KUBANGKIT DEMI SEBUAH KEJAYAAN,
DARI KEKECEWAAN KUMARA DEMI SEBUAH KEBAHAGIAAN,
KERNA KU TERSEDAR,
KERNA KU TERFIKIR,
BERBALOIKAH ANDAI HARI INI,
KU GADAI KEBAHAGIAAN ESOK,
HANYA KERNA KEGAGALAN SEMALAM..
JANJI
AKU MASIH DISINI,
KERNA SEBUAH JANJI,
YANG LAMA TERPATRI,

HINGGA KINI KU MENANTI,
BADAI MELANDA KUTEMPUHI,
AGAR DAPAT BAHAGIA DIIMPI,
SEPERTIMANA KAU JANJI.
WALAU BERTAHUN KU MENANTI,
TAKKAN AKU MUNGKIRI JANJI,
ANDAI NANTI KAN TERLUKA HATI,
KERANA JANJI AKU MASIH DI SINI.
KERNA ITU..
KERNA CINTA,
AKU DERITA.
AKU TERSIA.
KERNA SAYANG,
AKU MASIH TERBAYANG.
KERNA SUKA,
AKU DILUKA.
KERNA RINDU,
AKU PILU.
KERNA PASRAH,
AKU MENGALAH.
KERNA MENGALAH,
JIWA KU PARAH.
DAN KERNA ITU,
TAKKAN KUBIAR LAGI,
CINTA ITU,SAYANG ITU,KASIH ITU,SUKA ITU,RINDU ITU,
BERTAMU DI BERANDA HATIKU...
KELIRU
Di persimpangan ini,
lantas ku terfikir,
apakah benar jalan ku lalu,
arah inikah harus ku tuju,
antara cinta dan simpati,
apa yang kini di hati?
Ku pergi bukan kerna benci,
tapi mencari jawapan yang pasti,
andai benar cinta dihati,
tiba masa ku pasti kembali.
JAUH
Dalam kejauhan,
terasa kesunyian menghantui,
dan kerinduan kian menghimpit hati,
kerna saat ini,
kepiluan demi kepiluan terasa,
pabila dua hati dijauhkan.
Detik demi detik ku terfikir,
kuatkah kita menempuh segalanya,
setiakah kita menanti kejauhan cinta,
kerna kita masih di tengah perjalanan,
yang Kau,
yang Aku,
tak tahu mana penamat.
Bila kesunyian menghimpit hati,
keindahan kan berlalu pergi,
meninggalkan untukku kesepian,
berteman kenangan.
Maka benarlah sabda pendeta,
kerinduan satu keperitan,
penantian satu penyeksaan.
Namun andai cinta kukuh dihati,
masa dan kejauhan bukan penghalang,
selagi kesetiaan jadi pegangan.
Isnin, 18 Oktober 2010
Andai ku pergi
Jauh sudah melangkah,
Dalam sungguh ku renung,
Puas benar memikir,
Apa ada bahagia cinta,
Di khataman derita.
Mengapa harus,
OMBAK SENGSARA TERUSAN MEMUKUL,
menghentam PANTAI HATI,
YANG SUNYI SEPI,
YANG LARA SENDU,
Aku ingin lari,
jauh dari sini,
Lelah dengan kepalsuan,
bosan dengan penantian,
Letih dengan ketidakpastian,
Jemu dengan kepuraan.
namun ,
andai ku pergi,
apa mungkin bahagia menanti,
bagaimana jika sengsara yang tak henti?Sabtu, 9 Oktober 2010
pengertian
APA ERTI KASIH,
KALAU KERNA ITU,
DIRI TERSISIH.
APA ERTI CINTA,
KALAU LIDAHMU,
PENUH DUSTA.
APA ERTI RINDU,
KALAU YANG MENEMAN,
HANYA SENDU.
APA ERTINYA BERJANJI,
KALAU AKHIRNYA
MENYAKITKAN HATI....
KALAU KERNA ITU,
DIRI TERSISIH.
APA ERTI CINTA,
KALAU LIDAHMU,
PENUH DUSTA.
APA ERTI RINDU,
KALAU YANG MENEMAN,
HANYA SENDU.
APA ERTINYA BERJANJI,
KALAU AKHIRNYA
MENYAKITKAN HATI....
Langgan:
Catatan (Atom)